GURITAnews - Bila
kita pernah menonton film kungfu berjudul " Once upon A Time In China"
(dibintangi Jet Li) atau "Drunken Master" (dibintangi Jackie Chan),
pasti kita kenal tokoh pendekar Wong Fei Hung.
Dalam film-filmnya sosok Wong Fei Hung
digambarkan begitu bijak, pengasih dan jago kungfu. Namun tahukah anda
bahwa Wong Fei Hung seorang muslim?
Wong Fei Hung atau dengan nama lain Feisal Hussein Wong bukan sekedar legenda tiongkok di dunia persilatan. Tokoh yang dilahirkan di propinsi Kwangtung pada 9 Juli 1847 ini juga seorang ahli pengobatan dan pentyiar Islam kala itu.
Wong Fei Hung atau dengan nama lain Feisal Hussein Wong bukan sekedar legenda tiongkok di dunia persilatan. Tokoh yang dilahirkan di propinsi Kwangtung pada 9 Juli 1847 ini juga seorang ahli pengobatan dan pentyiar Islam kala itu.
Ayahnya, Wong Kay-Ying juga seorang tabib dan ulama bahkan juga ahli beladiri wushu. Klinik Po Chi Lam yang
didirikannya di Kanton, juga ditujukan untuk membantu masyarakat yang
miskin dan tertindas oleh rezim dan penjajah. Wong Kay-Ying juga
dijuluki sebagai salah satu dari sepuluh pendekar 'Macan Kwangtung'. Ilmu kugfunya diwariskan kepada anaknya Wong Fei Hung.
Dinasti Qing saat itu yang terkenal korup dan semena mena. Keadaan ini jugalah yang membuat keluarga Wong terlibat dalam pergerakan bawah tanah untuk melawan rezim dinasti bersama rakyat.
Dinasti Qing saat itu yang terkenal korup dan semena mena. Keadaan ini jugalah yang membuat keluarga Wong terlibat dalam pergerakan bawah tanah untuk melawan rezim dinasti bersama rakyat.
Keluarga muslim ini tak kenal pamrih
untuk membantu rakyat yang sedang susah. Wong dan keluarga senantiasa
melayani pengobatan gratis kepada warga yang tidak mampu. Tanpa membeda
bedakan suku atau apa agama apapun.
Sayangnya para produsen film di China belum berani menokohkan kisah Wong Fei Hung dengan ke-Islam-annya. Bahkan hampir di semua film tiongkok yang mengisahkan pendekar sejati ini tak pernah memaparkan sisi budi luhurnya sebgai klangan muslim yang taat.
Sayangnya para produsen film di China belum berani menokohkan kisah Wong Fei Hung dengan ke-Islam-annya. Bahkan hampir di semua film tiongkok yang mengisahkan pendekar sejati ini tak pernah memaparkan sisi budi luhurnya sebgai klangan muslim yang taat.
Akan kebanyakan China dan Hongkong lebih
sering menampilkan sisi 'pendekar' nya saja ketibang mengangkat akar
budaya asli keluarga Wong yang bukan sekedar jago kungfu ataupun tabib.
Sampai kini masyarakat di Kwangtung dan kantong selalu mengenang
keluarga Wong sebagai sosok tokoh muslim yang senang membantu kaum mustad’afin (tertindas/teraniaya).
Wong Fei Hung si pemilik jurus 'Tendangan Tanpa Bayangan' wafat pada usia 77 tahun pada tahun 1924. (Q2/berbagai sumber)
Wong Fei Hung si pemilik jurus 'Tendangan Tanpa Bayangan' wafat pada usia 77 tahun pada tahun 1924. (Q2/berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar