Goatabaya Rajapaksa membuka secara seremonial Angkatan Kekuatan Buddhis – Bodhu Bala Sena di Galle, dbsjeyaraj.com memberitakan.
Upaya rekonsiliasi Sri Lanka saat ini sangat rapuh, setelah
berakhirnya perang tiga puluh tahun sipil antara Macan Tamil (Hindu) dan
mayoritas Budha, kini terbentuk semacam gerakan separatis Sinhala –
Buddha seperti Bodu Bala Sena (BBS) – Angkatan Kekuatan Budha yang
berpotensi menambah kerumitan dan mengancam membagi masyarakat Srilanka
yang sudah terpecah belah.
Dengan
alasan melindungi pengusaha Sinhala-Budha dari persaingan usaha dengan
bisnis Muslim, gerakan BBS telah turun ke jalan membuat kekerasan
komunal dan menyisir komunitas muslim di sana.
Ketegangan dimulai sejak tahun lalu , dengan tuduhan yang tidak
berdasar terhadap umat Islam yang sedang membangun masjid di area yang
kata para biksu budha di atas “tanah kuil”, sehingga denga isu tersebut
para biksu Buddha bersatu untuk melancarkan gangguan dan menghancurkan
masjid tersebut. Sedangkan pihak berwenang lebih memilih untuk
berpangku tangan, walau pada akhirnya pihak keamanan dipaksa untuk
mengatasi masalah ini untuk membuat keputusan yang tegas.
Masalah
anti-Muslim kini telah berkembang ke arah yang lebih ekstrem , ketika
BBS menyerukan embargo dari semua produk halal. Menurut mereka
tingginya biaya yang ditanggung oleh produsen untuk biaya sertifikasi
Halal , mereka menuduh biayanya akan dibebankan ke konsumen.
Selanjutnya, pendeta Buddha dari BBS menuduh pengusaha Muslim memaksa
bisnis budha tidak bersaing dan berperan di Sinhal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar