Sejak dua bulan, tercatat jumlah kasus Pelecehan terhadap umat Islam
di Srilanka semakin meningkat, terutama setelah para biksu Buddha
menampakkan kebenciannya terhadap minoritas Muslim di Srilanka, lalu
menyerukan memboikot toko-toko yang dimiliki oleh umat Islam, termasuk
melecehkan Syiar Islam seperti Jilbab yang dikenakan oleh para Muslimah.
Bulan lalu, di jalan kota Kolombo, kota industri, perdagangan dan
kota budaya terbesar sekaligus ibukota negeri ini, ketika beberapa
Muslimah berjalan tiba-tiba beberapa lelaki mendekati mereka dan memaksa
dengan kasar untuk melepaskan Gamis yang mereka kenakan dan juga
meminta mereka untuk meninggalkan kota ini.
Selain itu seorang sopir bus menolak menerima tiket bus seorang
Muslimah kecuali jika ia melepaskan Jilbabnya. Supir bus mengatakan
bahwa para penumpang tidak akan bersedia duduk dengan seorang Muslim,
dan ketika Muslimah tersebut menolak, supir trsebut memintanya untuk
turun dan menunggu bus yang lain.
Setelah serangkaian insiden yang sangat serius tersebut, kehidupan
Muslim Srilanka berada dalam bahaya, seorang Muslimah yang bekerja
sebagai guru mengatakan, “pelecehan yang terjadi membuat kami takut
untuk berjalan sendiriann di jalan-jalan,”
Sementara Ridwan Muhammad, pemilik toko klontong di pusat kota
Kolombo mengatakan,”penjualan menurun secara signifikan sejak Januari
lalu, karena lembaga Buddhisme (Boda Bala Sina) menempel poster di
seluruh negeri menyerukan seluruh masyarakat memboikot toko yang
dimiliki umat Islam dan mengancam akan menghukum keras bagi orang yang
melakukannya.”
Bahkan saat peliputan media resmi televisi Srilanka, beberapa biksu
Buddha melempar toko pakaian meilik Muslim, toko yang bernama “Fashion
Bagh” tersebut adalah toko pakaian yang sangat terkenal di kalangan
orang Srilanka, dan para Biksu juga menyerang wartawan yang ingin
meliput.
Beberapa pemberitaan menyatakan bahwa pemerintah berada dibalik
ketegangan ini, namun tuduhan tersebut langsung dibantah oleh pemerintah
terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar